Kalimat ini diucapkan oleh anak remaja yang nongkrong di café sambil
berdiskusi masalah remaja. Mereka mendiskusikan tentang hal-hal yang
bekaitan tentang remaja, cara bergaul yang baik, dan masalah remaja masa
kini. Remaja atau pemuda yang selalu menjadi rujukan mereka adalah Nabi Muhammad SAW
karena beliau telah memberi contoh teladan yang baik yang wajib ditiru
oleh ummat manusia di bumi ini. Sosok beliau yang santun dan selalu
memaafkan kesalahan orang lain.
Ketika mengenang kisah Nabi Muhammad, tentu kita tidak pernah lupa
peristiwa kelahiran beliau. Di kala umat manusia dalam kegelapan dan
kehilangan pegangan hidupnya, lahirlah seorang laki-laki di dunia dari
keluarga yang sederhana di kota Mekkah. Seorang bayi yang kelak membawa
perubahan besar bagi sejarah peradaban dunia. Bayi itu telah menjadi
yatim pada saat 7 bulan sebelum ia lahir. Oleh kakeknya Abdul Muthalib
dengan penuh kasih sayang, bayi itu dibawa ke kaki ka’bah. Di tempat
suci itulah bayi tersebut diberi nama Muhammad. Kelahiran Nabi Muhammad
pada tanggal 12 Rabiulawal tahun Gajah atau tanggal 20 April tahun 571 M. Beliau menjadi Nabi pada saat usia 40 tahun ditandai dengan diterimanya wahyu yang pertama di Gua Hiro’
Beliau adalah manusia seperti manusia yang lain dalam naluri, fungsi
fisik, dan kebutuhannya, tetapi bukan dalam sifat-sifat dan
keagungannya, karena beliau mendapat bimbingan Tuhan dan kedudukan
istimewa di sisi-Nya, sedang yang lain tidak demikian. Nabi
Muhammad SAW adalah seperti manusia lain dalam hal naluri, fungsi fisik
serta kebutuhannya. Beliau adalah manusia yang memiliki akhlak mulia.
Sehingga ia di kenal dengan sebutan “AL-AMIN” (Orang yang dapat dipercaya).Gelar Al-Amin itu di berikan karena kejujurannya dan sifat dapat dipercaya.
Adakalanya kita mengingat kembali keteladanan dalam Islam, ungkapan
keteladanan biasa disebut “Uswatun Khasanah” yang sebenarnya diberikan
kepada Nabi Muhammad SAW, seperti firman Allah SWT dalam AL-Qur’an surat
Al Ahzab ayat 21, “ Sesungguhnya telah ada pada diri rasulullah SAW itu
suri tauladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah “
.
Gelar Uswatun khasanah amat pantas diberikan kepada Nabi Muhammad
SAW, karena Nabi Muhammad adalah sosok hamba Allah yang bijaksana dalam
mendidik umat dan santun dalam bergaul. Selain menyandang gelar Uswatun Khasanah,
Nabi Muhammad juga mendapat julukan Al’Amin, bersifat Amanah, seperti
tertuang dalam firman Allah SWT surat An-nisa ayat 4, “Dan sesungguhnya
kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”
Sikap istiqomah seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW, dapat
kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya kita selalu
menegakkan kebenaran dengan selalu berkata jujur, membela kaum yang
lemah, berbuat adil kepada semua orang sesuai dengan proporsinya, amar
ma’ruf nahi mungkar, qonaah dan menghindari semua larangan-Nya seperti
syirik, kufur nikmat atas nikmat yang telah Allah beri, berdusta,
menghina sesama dan lain sebagainya. Keteladanan tersebut dapat
dilakukan oleh setiap manusia, karena beliau telah memiliki segala
sifat terpuji yang dapat dimiliki oleh manusia.
Sumber:http://kompasiana.com/marifromadoni