Sabtu, 26 Januari 2013

Nabi Muhammad SAW adalah Idolaku

Kalimat ini diucapkan oleh anak remaja yang nongkrong di café sambil berdiskusi masalah remaja. Mereka mendiskusikan tentang hal-hal yang bekaitan tentang remaja, cara bergaul yang baik, dan masalah remaja masa kini. Remaja atau pemuda yang selalu menjadi rujukan mereka adalah Nabi Muhammad SAW karena beliau telah memberi contoh teladan yang baik yang wajib ditiru oleh ummat manusia di bumi ini. Sosok beliau yang santun dan selalu memaafkan kesalahan orang lain.

Ketika mengenang kisah Nabi Muhammad, tentu kita tidak pernah lupa peristiwa kelahiran beliau. Di kala umat manusia dalam kegelapan dan kehilangan pegangan hidupnya, lahirlah seorang laki-laki di dunia dari keluarga yang sederhana di kota Mekkah. Seorang bayi yang kelak membawa perubahan besar bagi sejarah peradaban dunia. Bayi itu telah menjadi yatim pada saat 7 bulan sebelum ia lahir. Oleh kakeknya Abdul Muthalib dengan penuh kasih sayang, bayi itu dibawa ke kaki ka’bah. Di tempat suci itulah bayi tersebut diberi nama Muhammad. Kelahiran Nabi Muhammad pada tanggal 12 Rabiulawal tahun Gajah atau tanggal 20 April tahun 571 M. Beliau menjadi Nabi pada saat usia 40 tahun ditandai dengan diterimanya wahyu yang pertama di Gua Hiro’

Beliau adalah manusia seperti manusia yang lain dalam  naluri, fungsi fisik, dan kebutuhannya, tetapi bukan dalam sifat-sifat dan keagungannya, karena beliau mendapat bimbingan  Tuhan  dan kedudukan   istimewa  di  sisi-Nya,  sedang  yang  lain  tidak demikian. Nabi Muhammad SAW adalah seperti manusia lain dalam hal naluri, fungsi fisik serta kebutuhannya. Beliau adalah manusia yang memiliki akhlak mulia. Sehingga ia di kenal dengan sebutan “AL-AMIN” (Orang yang dapat dipercaya).Gelar Al-Amin itu di berikan karena kejujurannya dan sifat dapat dipercaya.

Adakalanya kita mengingat kembali keteladanan dalam Islam, ungkapan keteladanan biasa disebut “Uswatun Khasanah” yang sebenarnya diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, seperti firman Allah SWT dalam AL-Qur’an surat Al Ahzab ayat 21, “ Sesungguhnya telah ada pada diri rasulullah SAW itu suri tauladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah “ .

Gelar Uswatun khasanah amat pantas diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, karena Nabi Muhammad adalah sosok hamba Allah yang bijaksana dalam mendidik umat dan santun dalam bergaul. Selain menyandang gelar Uswatun Khasanah, Nabi Muhammad juga mendapat julukan Al’Amin, bersifat Amanah, seperti tertuang dalam firman Allah SWT surat An-nisa ayat 4, “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”

Sikap istiqomah seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW, dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya kita selalu menegakkan kebenaran dengan selalu berkata jujur, membela kaum yang lemah, berbuat adil kepada semua orang sesuai dengan proporsinya, amar ma’ruf nahi mungkar, qonaah dan menghindari semua larangan-Nya seperti syirik, kufur nikmat atas nikmat yang telah Allah beri, berdusta, menghina sesama dan lain sebagainya. Keteladanan  tersebut  dapat  dilakukan  oleh  setiap manusia, karena beliau telah memiliki segala sifat terpuji  yang  dapat dimiliki oleh manusia.
Sumber:http://kompasiana.com/marifromadoni