Filosofi ini menggambarkan bahwa
setiap orang harus lebih banyak mendengar dari pada berbicara. Setiap
orang harus lebih banyak menggunakan telinga daripada mulutnya.Kita
harus sadar bahwa kita harus mendengar dan memahami orang lain atau
bawahan kita agar apa yang kita perintahkan dan akan dilakukan diketahui
manfaat dan kerugiannya.
Seorang pemimpin disarankan untuk memahami apa saja
keluhan dan kesengsaraan warganya. Segala keluhan warga adalah
permasalahan yang akan menjadi indicator berhasil tidaknya seorang
pemimpin.
Sebagai pemimpin yang akan merumuskan segala
kebijakan yang bermanfaat nantinya bagi warga sangatlah mutlak untuk
megetahui permasalahan yang ada ditingkat bawah sehingga kebijakan yang
telah diputuskan tidak menjadi sekedar praturan tertulis di naskah saja
tetapi dapat diimplementasikan bagi kemakmuran warga.
Jadi setelah menggunakan 2 telinga (mendengar dan
memahami) terlebih dahulu selanjutnya 1 mulut(berikan perintah) dan buat
keputusan yang bermanfaat bagi semua.
Sumber: http://politik.kompasiana.com/2012/10/12/filosofi-2-telinga-dan-1-mulut-untuk-pemimpin/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar